Operasi Plastik, Era Baru Kosmetika

Jumat, 7 November 2008 | 20:31 WIB

PADA zaman dahulu, kecantikan dideskripsikan dengan sosok wanita bertubuh gemuk karena di situlah simbol kesuburan dihadirkan. Namun,seperti layaknya mode, konsep tentang kecantikan pun terus bergulir. Kini, orang cantik diidentikkan dengan bentuk tubuh yang ramping, berkulit putih, rambut lurus, hingga berdada besar.

Kebutuhan akan estetika bentuk tubuh saat ini tak hanya diresahkan kaum wanita tetapi juga kaum laki-laki.

"Tiga tahun lalu, permintaan operasi plastik atau plastic surgeory pada kaum laki-laki hanya berkisar 5 persen dan 95 persen lainnya didominasi kaum wanita. Namun demikian, dalam tiga tahun terakhir permintaan operasi plastik kaum laki-laki meningkat 10 persen hingga 15 persen," kata, kata Ahli bedah plastik Rumah Sakit Umum Dr Soetomo David S Perdanakusuma SpBP(K).

Operasi plastik, kini menjadi bagian inheren dunia kosmetika. Fenomena peningkatan pasien bedah plastik laki-laki tersebut meningkat seiring munculnya budaya metroseksual dimana sebagian kaum lelaki teramat memerhatikan penampilan mereka.

"Dulu ada sebutan puber kedua bagi lelaki yang mematut diri di usia tua. Tapi kini memperbaiki penampilan menjadi kebutuhan," kata David.

Pasien bedah plastik pada umumnya berkaitan dengan masalah proses penuaan. Karena itu, dari segi usia pasien bedah kulit laki-laki rata-rata berusia di atas 50 tahun, sedangkan pasien bedah kulit perempuan sekitar 40 tahun ke atas.

Menurut David, pada dasarnya ada dua macam operasi bedah plastik, yaitu rekonstruksi dan estetik. Operasi plastik rekon stuksi ditujukan bagi pasien yang mengalami cacat tubuh agar kembali atau setidaknya mendekati pada kondisi fisik normal. Sedangkan, operasi plastik estetik, merupakan tindakan medis untuk orang normal agar mencapai kondisi super normal atau bentuk tubuh ideal yang diharapkan, seperti hidung mancung, bibir tipis, dan badan ramping.

Dalam dua tahun terakhir, operasi plastik penataan lemak dan penyedotan lemak menjadi tren di Amerika Serikat. Fenomena ini diikuti pula sejumlah negera Eropa dan Asia, termasuk Indonesia.

"Setiap bulan, selalu muncul permintaan masyarakat untuk sedot lemak. Mereka dapat memilih metode konvensional melalui bedah atau modern dengan bantuan laser, ultrasound, atau roller," ujarnya.

Konsultan estetik Miracle Aesthetic Clinic Phoe Lince Haryanti mengatakan, kini terdapat alat pembentuk tubuh bernama firming countuning and cellulite reduction, yaitu alat yang mampu meluruhkan lemak tanpa merasakan sakit akibat proses bedah. Dengan empat komponen, yaitu infra merah, radio frekuensi, v aleum, serta roller pasien justru merasa nyaman seperti dipijat. Dalam beberapa waktu, lemah dalam tubuh akan luruh terbuang bersama air seni.

"Pada dasarnya, tingkat resiko dari operasi plastik estetik relatif kecil. Beberapa resiko bisa terjadi, seperti pendarahan, infeksi, syaraf terpotong, dan fase muka bengkak. Kecelakaan fatal biasanya terjadi akibat prosedur operasi yang melebihi batas, seperti pengambilan lemak yang melebihi enam persen dari total berat badan," tambah David.

Menjadi Kebutuhan

General Manajer Miracle Aesthetic Clinic Yendy Hartanu mengungkapkan, bisnis kecantikan merupakan salah satu bisnis yang tak pernah mati. Saat krisis moneter tahun 1998, bisnis kecantikan sama sekali tak terpengaruh, ucapnya.

Menurut Yendy, tren kebutuhan masyarakat terhadap perawatan tubuh terus meningkat. Karena itu, berbagai macam layanan perawatan tubuh ditawarkan, seperti operasi perbaikan kelopak mata (blepharosplasty), pengurangan kerutan wajah, penambahan volume, dagu, bibir, hingga hidung.

"Dalam sehari, rata-rata volume kunjungan pelanggan mencapai 100 kunjungan. Pada umumnya mereka melakukan perawatan anti penuaan," kata Yendy.

Untuk memberikan jaminan pada pelanggan, segala macam tindakan perawatan di Miracle Aesthetic Clinic selalu didampingi dokter spesialis. Rekomendasi medis juga ditujukan pada produk perawatan kecantikan yang merupakan perpaduan antara obat dan kosmetik atau biasa disebut cosmeceuticals.

Keseimbangan

Psikolog dari Universitas 17 Agustus Surabaya Amanda Pascarini mengatakan , kebutuhan berpenampilan menarik merupakan hal yang wajar terutama dalam hal berelasi. Namun demikian, kepedulian seseorang pada penampilan fisik harus diimbangi dengan kemampuan mental, yaitu bagaimana ia mengendalikan emosi dalam berperilaku.

"Kesadaran orang untuk berpenampilan menarik sangat erat kaitannya dengan penghargaan mereka pada orang lain karena itu penampilan fisik saja tak cukup. Ketika seseorang melihat gadis cantik, spontan ia tertarik tapi setelah itu orang pasti akan menilai gadis ters ebut dari karakter pribadinya," ucapnya.

Menurut Amanda, penampilan menarik justru muncul dari keseimbangan seseorang dalam memadukan penampilan fisik dengan kemampuan mental mereka. Tidak ada standar yang jelas tentang penampilan fisik ideal. Prinsip das ar orang layak berpenampilan adalah ia merasa nyaman dan orang-orang di sekitarnya tidak terganggu dengan kondisi penampilannya, kata Amanda.

Kompas

Artikel yang Berhubungan