Hidup Dalam Kepenuhan Roh Kudus

Efesus 5:15-21

Bagaimana orang Kristen menggambarkan hidup dalam kepenuhan Roh Kudus?Ada yang menggambarkan seperti gelas yang diisi penuh dengan air sampai air itu melimpah keluar. Dengan demikian orang Kristen yang tidak dipenuhi Roh digambarkan seperti gelap yang hanya terisi air separoh atau seperempatnya saja.

Gambaran lain yaitu hati manusia. Orang Kristen yang dipenuhi Roh, maka hatinya putih dan di tengah gambar hati itu ada salib Kristus. Sedangkan yang tidak dipenuhi Roh maka gambar hatinya sebagian hitam dan sedikit putihnya serta tidak ada salibnya. Apakah gambaran tadi bisa menjelaskan tentang hidup dalam kepenuhan Roh secara benar dan sesuai dengan Firman Tuhan?

Alkitab menjelaskan bahwa Roh Kudus itu Pribadi Allah: ”Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain…..” Yoh 14: 16. Roh Kudus disebut Seorang bukan sebuah, sesuatu . Yesus juga berkata : ”..tetapi Penghibur yaitu Roh Kudus yang akan diutus Bapa dalam nama-Ku, Dia-lah yang akan mengajarkan….” Yoh 14:26.

Roh Kudus disebut dengan memakai kata ganti orang ketiga: Dia-lah. Roh Kudus adalah Allah yang berpribadi. Nama Roh Kudus disetarakan dengan nama Allah Bapa, dan Anak.(Mat 28: 20). Kepenuhan Roh Kudus berarti kepenuhan Pribadi Allah. Allah yang satu itu masuk secara utuh dalam hidup kita dan mempengaruhi kita.

Tidak ada Gereja yang menolak ajaran tentang Roh Kudus adalah Allah dan juga tentang karunia-karunia Roh Kudus. Semuanya tertulis dalam Alkitab Yang sering menjadi kontroversial adalah penafsiran manusia terhadap keberadaan Roh Kudus itu dan manifestasi-manifestasi-Nya.

Sebagai contoh ada seorang penderita kanker ganas yang sudah divonis dokter bahwa penyakitnya tidak akan sembuh. Tetapi bapak yang satu ini selama dua tahun terakhir tetap hidup dalam sukacita karena Tuhan. Ia mengunjungi pasien-pasien lain dengan kursi rodanya untuk menceriterakan kasih Tuhan Yesus bagi orang-orang yang senasib dengan dirinya. Semua orang melihat sukacita yang terpancar dari wajah bapak tersebut dan berkata : ”Benar bapak itu hidupnya dipenuhi dengan Roh Kudus sehingga ia masih bisa tersenyum sekalipun tahu bahwa penyakitnya tidak akan sembuh.”

Dari sinilah kita tahu bahwa apa yang dipikirkan Allah tidak sama dengan yang dipikirkan manusia. Allah menghendaki dipenuhi Roh Kudus itu merupakan karya-Nya yang amat luas, tetapi manusia kadang-kadang menafsirkannya dengan batasan-batasan yang sempit. Lalu dijadikan patokan bahwa yang ini yang disebut dipenuhi Roh Kudus dan yang lain bukan dipenuhi Roh Kudus.

Bagaimana sebenarnya hidup dalam kepenuhan Roh Kudus? Rasul Paulus menulis dalam surat Efesus ini suatu gambaran yang menjelaskan tentang hal itu :

  1. Dipenuhi Roh Kudus atau hidup dalam kepenuhan Roh adalah berada dibawah kuasa /kendali Allah.
    “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh” Efesus 5:18.

    Pada zaman Paulus, ada upacara-upacara kafir yang memakai minum-minum anggur sebagai upaya untuk menjadi mabuk. Dan dengan itu orang-orang penyembah berhala itu mendapat ”pengalaman religius” Paulus membuat analogi antara mabuk anggur tersebut dengan hidup dalam kepenuhan Roh. Walaupun demikian tetap ada bedanya. Orang yang mabuk anggur dikuasai oleh minuman keras yang mengakibatkan gangguan dalam penilaian dan keputusan yang terjadi dalam hidupnya: ngelantur, terhuyung-huyung, bertindak membahayakan orang lain.
    Dipenuhi Roh Kudus juga berakibat, namun bukan menimbulkan gangguan tetapi perbaikan, pembaruan dalam penilaian dan keputusan hidup. Orang itu dikendalikan, dipengaruhi, dikuasai sedemikian rupa oleh Roh Kudus sehingga memancarkan sifat-sifat Allah dalam hidupnya.
    Orang Kristen yang dipenuhi Roh Kudus akan mengalami dua perkara besar dalam hidupnya : Pertama : menerima karunia-karunia Roh dan kedua : menghasilkan buah Roh dari dalam hidupnya. Karunia Roh untuk melengkapi pelayanan dan buah Roh adalah kebajikan dari dalam hidup kita setelah dipenuhi Roh untuk bersaksi.

  2. Hidup dalam kepenuhan Roh Kudus adalah hidup dalam suasana sukacita Kristus.
    “…dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani” ayat 19

    Orang-orang percaya yang dipenuhi Roh akan selalu merindukan adanya persekutuan dengan Tuhan maupun dengan sesamanya. Bukan asal berkumpul, tetapi persekutuan sukacita. Ada anak Tuhan yang kalau hari Minggu tidak datang beribadah rasanya ada sesuatu yang kurang, yaitu tidak adanya sukacita dalam hidupnya sepanjang hari itu/ minggu itu. Seorang bapak yang semula hanya mau mengantar isterinya ke gereja, tiba-tiba tergerak masuk ketika mendengar lagu : ”Tak tersembunyi kuasa Allah“ Bapak itu kemudian bersaksi bahwa Yesus seakan-akan berkata kepada dirinya bahwa isterimu sudah diselamatkan, sekarang bagaimana dengan kamu. Bapak itu bertobat dalam hidupnya dipenuhi dengan sukacita. Ini juga termasuk dipenuhi Roh Kudus.
    Keluarga itu sekarang hidup dengan penuh sukacita karena semua anggotanya sudah diselamatkan Tuhan Yesus.

  3. Hidup dalam kepenuhan Roh Kudus adalah hidup dalam pengucapan syukur senantiasa.
    “Ucapkanlah syukur senantiasa atas segala sesuatu….” Ayat 20

    Mengalami kepenuhan Roh dibuktikan dengan adanya hidup yang senantiasa bersyukur kepada Tuhan. Tidak ada keluhan yang berlebihan, tidak ada rasa iri, tidak ada semangat untuk mencelakakan orang lain. Dulu terus berkata ini kurang itu kurang, sekarang apapun yang diterima diamini sebagai bagian yang ditentukan Tuhan.
    Semangat kompetisi untuk mengalahkan orang lain, diganti dengan semangat berbagi kepada yang lemah. Semangat menjatuhkan orang lain, diganti dengan semangat mengasihi orang lain.

    Fenomena kepenuhan Roh Kudus bisa kita lihat dengan jelas saat jemaat yang mula mula terbentuk. Ada fenomena-fenomena yang supranatural tetapi ada juga fenomena - fenomena sosial di mana jemaat berbagi dengan sesamanya sehingga jemaat Tuhan itu disukai semua orang. (Kisah 2: 47)
    Alangkah indahnya bila orang Kristen masa kini di zaman akhir ini bisa memunculkan fenomena-fenomena yang seperti pada jemaat mula-mula. Tidak ada yang menganggap dirinya paling luar biasa tetapi tetap menghargai bahwa apapun yang Roh Kudus kerjakan dalam karya-Nya yang lain juga luar biasa. Kepenuhan Roh Kudus bukan untuk diperdebatkan tetapi untuk ditujukan bagi kemuliaan Allah dan kedatangan Kerajaan-Nya di dunia ini.

Pdt. Andreas Gunawan Pr, STh.

Artikel yang Berhubungan