Bakteri Akuatik sebagai Tabir Surya Alami

Bakteri akuatik dapat menjadi sumber tabir surya (sunscreen) alami yang protektif UVA, menurut peneliti di Israel.

Morris Srebnik di The Hebrew University of Jerusalem dan rekan-rekannya mengisolasi sebuah asam amino yang menyerap radiasi ultraviolet, dari bakteri akuatik.

Asam-asam amino mirip mikosporin (MMA) merupakan metabolit-metabolit yang ditemukan dalam beberapa spesies bakteri perairan dangkal. Karena bakteri-bakteri ini normalnya terpapar terhadap kadar radiasi UV yang tinggi, mereka toleran terhadap efek-efek merusak dari sinar UV.

Tim Srebnik mengisolasi sebuah MMA yang disebut porfiria-344 dari bakteri akuatik Aphanizomenon flos-aquae. Mereka membandingkan serapan UVA nya dengan produk-produk perlindungan sinar matahari komersial dan menemukan bahwa porfiria-334 menunjukkan faktor proteksi matahari (SPF) 4 yang sebanding terhadap sinar UVA.

Tabir surya (sunscreen) menjadi populer karena membantu mencegah luka bakar akibat cahaya matahari, penuaan kulit dan kanker kulit dengan menyerap dan memantulkan radiasi UV. Sinar UV yang memiliki panjang gelombang lebih panjang (UVA) lebih kecil kemungkinannya menyebabkan luka bakar matahari dibanding sinar UV yang memiliki panjang gelombang lebih pendek (UVB). Akan tetapi, sinar-sinar UVA lebih besar kemungkinannya menghasilkan spesies-spesies radikal bebas yang merusak DNA, kemungkinan mengarah pada kanker.

Kebanyakan produk tabir surya komersial memberikan proteksi tertentu terhadap UVB dan UVA panjang-gelombang pendek. Tetapi hanya sedikit senyawa yang bisa bertindak sebagai penyaring UVA penuh, dan banyak lainnya yang tidak sangat stabil, kata Srebnik.

MAA menyerap paling tinggi pada rentang UVA, dan porfiria-344 bisa menyerap energi UV tanpa menghasilkan spesies reaktif berbahaya. "Porfiria-344 bisa berfungsi sebagai sunscreen pelindung UVA dengan memberikan proteksi yang luas terhadap radiasi UV," papar Srebnik.

Oleh Soetrisno

Disadur dari: http://www.rsc.org/chemistryworld/

Artikel yang Berhubungan