Bel sekolah terdengar nyaring triiiiing!, bel masuk sekolah berbunyi, dan akhirnya dia sampai di sebuah SD bernama Pelita Harapan Bangsa yang paling bagus di Sumenep, si Jon berlari dengan cepatnya ke kelasnya, untung saja gurunya belum masuk ke kelas, si Jon bernafas lega dan segera duduk dibangkunya yang ditempati oleh Bagot , dia pindahan dari Jawa Tengah, logatnya sangat kental dengan Jawa. Ketika Jon menaruh tas merahnya tiba-tiba Bagot mengejeknya “Tumben kamu gak telat, biasane kan telat”, sapa Bagot, “tau apa sih kamu wong jowo!”guman Jon semua anak dikelas menertawaimya, kemudian Pak Sitong guru bahasa inggris masuk kedalam kelas Jon “Good morning student!” kata pak guru sambil menaruh tasnya, dan muridnya pun membalasnya “Good morning, sir”, pelajaran pun dimulai, pak Sitong meminta PR untuk dikumpulkan celakanya si Jon tidak membawa PR-nya, ketika anak-anak telah mengumpulkan PR-nya di meja guru, pak Sitong menghitung buku yang dikumpulkan anak-anak dan ternyata kurang satu, “Siapa yang belum mengumpulkan PR?” kata pak guru, semua anak bingung dan saling menuduh sehingga membuat kelas ramai, pak Sitong menjadi marah, “Diam!, siapa yang belum mengumpulkan PR?!” pak Sitong berteiak dengan kerasnya, si Jon mengucap sambil tertunduk lesu “Sa .. saya pak”, “mengapa kamu kok gak ngomong dari tadi, ya udah sekarang kamu berdiri sampai jam istirhat, dan anak yang lain jangan ramai nanti saya berdirikn juga di depan” geram pak Sitong, “Iyaa . . Pak” sahut anak sekelas dengan kompak.
Akhirnya jam pelajaran pun berakhir, dan waktu istirahat pun tiba, si Jon langsung menuju tempat duduknya untuk melepas lelah setelah berdiri satu jam lebih, Bagot kembali mendekati Jon sambil mengunyah makanan di mulunya dan mengejek, “mangkanya jangan malas-malas jadi anak”, Jon tertunduk, kemudian si Bagot mengomel-ngomel kepada Jon, Akhirnya si Jon sudah kehabisan kesabaran dan sebuah kepalan tangan menuju ke muka si Bagot, dan darah pun mengalir dari gusinya, Bagot menangis dengan keras sehingga membuat Jon ketakutan dan ingin segera berlari dari kelasnya, tetapi hal tersebut terlambat ada ibu Rose yang muncul dibelakang Jon, tiba-tiba si Jon ikut menangis bersama Bagot, melihat keduanya menangis ibu Rose bingung, dia bertanya kepada Jon “mengapa kamu kok memukul Bagot”,Jon hanya menangis, ibu Rose bertanya lagi dan lagi, akhirnya Jon mengakui bahwa dia yang memukul Bagot, “Ya sudah dak usah nangis lagi, udah besar kok nangis, sekarang ayo minta maaf ke Jon”, kata ibu Rose, Jon mengangguk-angguk sambil mengusap air matanya, Jon langsung mengulurkan tangan yang sempat digunakannya untuk memukul Bagot kepada Bagot, sambil berkata “Got, maafkan aku ya, udah mukul kamu”, “Ya, maafkan aku juga ya” Bagot berkata sambil memegangi mulutnya yang penuh darah, dengan segera ibu Rose mengambil tisu untuk membersikan luka Bagot, sejak saat itu Jon berteman baik dengan Bagot sampai keduanya memiliki cucu, hal itu merupakan sesuatu yang tidak akan pernah dilupakannya sampai akhir hayatnya. Persahabatan yang baik tidak selalu berawal sesuatu yang baik saja.J
>Cerita ini dilihami dari kisah memukul teman sampai keluar darah saat SD<
Oleh :
Melvin Setiadarma